MAKALAH PEMBELAJARAN TERPADU tentang " Hakikat Pembelajaran Terpadu"
TUGAS KELOMPOK
MAKALAH
PEMBELAJARAN TERPADU
“ Hakikat Pembelajaran Terpadu”
Dosen Pengampu:
Ika Wulandari Utami Ningtias, M.Pd
Di susun oleh
kelompok 1 :
1. Eka Rachmawati Aulia
2. I
Gusti Ketut Ganal Surya
3. Siti
Novita Sari
4. Sulistriani
PGSD
, VI (Enam)
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP PGRI) METRO
T.A 2015/2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Hakikat
Pembelajaran Terpadu”.Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas yang
diberikan oleh Dosen pengampu yaitu ibuk Ika Wulandari Utami Ningtias M.Pd dalam program mata kuliah Pembelajaran
Terpadu . Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) di Sekolah Tinggi
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Persatuan Guru Republik Indonesia (STKIP PGRI).
Serta tak
lupa salam dan shalawat kami ucapkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW, keluarga
dan para sahabatnya diakhir zaman. Semoga kita selalu dalam ajarannya. Amiin.
Dalam
penyusunan makalah ini, agar memper mudah mempelajari dan memahami materi
statistika bagi mahasiswa dalam menganalisa atau mengkaji materinya tersebut. Kami
merasa banyak kekurangan maupun kesalahan baik teknis penulisan maupun materi
kami mohon maaf, mengingat
keterbatasan waktu, tenaga & kemampuan yang ada, Untuk itu kami menerima saran dan kritik. Kemudian
tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam
penyelesaian makalah ini.
- Metro, 30 maret 2016
Tim
penyusun Kelompok 1
DAFTAR ISI
HALAMAN
DEPAN..................................................................................... i
KATA
PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah....................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan ........................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian dasar pembelajaran
terpadu..................................................... 3
2.2. Prinsip-prinsip dasar pembelajaran
terpadu............................................... 5
2.3. Keunggulan dan kelemahan
Pembelajaran terpadu................................... 5
2.4. Ciri-ciri Pembelajaran terpadu................................................................... 7
BAB
III PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................ 9
3.2. Saran..........................................................................................................
9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
belakang
Kualitas antara guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan oleh pribadi pendidik dalam
mengajar (teaching) dan peserta didik dalam belajar. Hubungan tersebut
mempengaruhi kesedian murid untuk melibatkan diri dalam kegiatan belajar
mengajar. Istilah pembelajaran terpadu berasal dari kata “integreted teaching
and learning” atau integreted curriculum approach”. Konsep ini telah lama
dikemukakan oleh john dewey sebagai usaha untuk mengintegresikan perkembangan
dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuanya (Beans,1993). Dia
mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan untuk menggembangkan
kemampuan anak dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan interaksi dengan
lingkungan dan pengalaman dalam kehidupanya.[1]
Menurut Cohen dan Manion (1992) dan Brand (1991), terdapat
tiga kemungkinan variasi pembelajaran terpadu yang berkenaan dengan pendidikan
yang dilaksanakan dalam suasana pendidikan progresif yaitu kurikulum terpadu
(integrated curriculum), hari terpadu (integrated day), dan pembelajaran
terpadu (integrated learning). Kurikulum terpadu adalah kegiatan menata
keterpaduan berbagai materi mata pelajaran melalui suatu tema lintas bidang
membentuk suatu keseluruhan yang bermakna sehingga batas antara berbagai bidang
studi tidaklah ketat atau boleh dikatakan tidak ada. Hari terpadu berupa
perancangan kegiatan siswa dari sesuatu kelas pada hari tertentu untuk
mempelajari atau mengerjakan berbagai kegiatan sesuai dengan minat mereka.
Sementara itu, pembelajaran terpadu menunjuk pada kegiatan belajar yang
terorganisasikan secara lebih terstruktur yang bertolak pada tema-tema tertentu
atau pelajaran tertentu sebagai titik pusatnya (center core / center of
interest).
1.2.Rumusan
Masalah
1.
Apa
pengertian dasar pembelajaran terpadu ?
2.
Apa
saja prinsip – prinsip dasar pembelajaran terpadu ?
3.
Apa
saja keunggulan dan kelemahan pembelajaran terpsdu ?
4.
Apakah
ciri-ciri pembelajaran terpadu ?
1.3.Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan ini yaitu untuk membantu
mahasiswa memahami dan mengerti tentang pembelajaran terpadu. Serta untuk
membuat kita paham akan mengajar pendidikan terpadu di sekolah dasar.
BAB II
PEMPAHASAN
2.1.Pengertian dasar pembelajaran
terpadu
Proses pembelajaran
pada dasarnya merupakan interaksi antara guru dan peserta didik. Kualitas
antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar
ditentukan oleh pribadi pendidik dalam mengajar (teaching) dan peserta didik
dalam belajar. Hubungan tersebut mempengaruhi kesedian murid untuk melibatkan
diri dalam kegiatan belajar mengajar. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang
membantu mengembangkan potensi peserta didik melalui proses belajar mengajar.
Fasilitas, sarana, media, sumber dan tenaga kependidikan merupakan fasilitator
yang membantu mendorong dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran guna
memperoleh keberhasilan dalam belajar.[2]
Istilah pembelajaran terpadu berasal
dari kata “integreted teaching and learning” atau integreted curriculum
approach”. Konsep ini telah lama dikemukakan oleh john dewey sebagai usaha
untuk mengintegresikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan
pengetahuanya (beans,1993). Dia mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah
pendekatan untuk menggembangkan kemampuan anak dalam pembentukan pengetahuan
berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupanya. Tidak
ada definisi tentang pembelajaran terpadu yaang satu dengan yang lain (jacobs
1989), misalnya memandang pembelajaran terpadu sebagai pendekatan kurikulum
interdisipliner. Pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan dalam
pembelajaran dalam suatu proses untuk mengaitkan dan mempadukan materia ajar
dalam suatu mata pelajaran antar semua mata pelajaran dengan semua aspek
perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan
lingkungan sosial keluarga.
Pada perspektif bahasa,pembelajaran
terpadu sering diartikan sebagai pendekatan tematik. Pembelajaran terpadu
didefinisikan sebagai proses dan strategi yang mengintegrasikan isi bahasa
(membaca,menulis,berbicara, dan mendengar) dan mengaitkanya dengan mata
pelajaran lain. Konsep ini mengintegrasikan bahasa (language arts contents)
sebagai pusat pembelajaran yang dihubungkan dengan sebagai tema atau topik
pembelajaran. Pembelajaraan tersebut sering disebut pembelajaran koheren, yang
memandng bahwa pembelajaran terpadu merupakan pendekatan untuk mengembangkan
program pembelajaran yang menyatakan dan menghubungkan sebagai prograam pendidikan.
Kurikulum tidak harus terdiri dari bagian-bagian yang mengakumulasikan
pengalaman belajar siswa.
Definisi lain tentang pendekatan terpadu
adalah pendekatan holistik (a holistick approach) yang mengkombinasikan aspek
epistimologi, sosial, psikologi dan pendekatan pedagogi untuk mendidik anak, yaitu menghubungkan
antara pribadi daan pribadi antara ndividu dan komunita. Dan antara
domain-domain pengetahuan. Pembelajaran terpadu sangat diperlukan terutama
untuk jenjang sekolah dasar, karena pada jenjang ini siswa masih menghayati
pengalaman belajarnya masih sangat itotalitas serta masih sulit menghadapi
pemilihan yang artifical (Richmond,1997;jono, 1966:1)[3]
Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran dengan menintegrasikan kegiatan kedalam semua bidang
pengembangan, meliputi aspek kognitif, social-emosional, bahasa, moral, dan
nilai nilai agama, fisik motorik, dan
seni. Semua bidang pengembangan tersebut dijabarkan kedalam kegiatan
pembelajaran yang dipusatkan pada satu tema sehingga pembelajaran terpadu, disebut
juga pembelajaran tema.
Pelaksanaan pendekatan pembelajaran terpadu ini bertolak
dari suatu topic yang dipilih dan dikemabangakn oleh guru guru bersama sama
dengan anak. tujuan dari tema ini bukan hanya semata mata untu menguasai konsep
konsepa tau keterampilan saja, akan tetapi konsep konsep dan keterampilan
tersebut berkaitan terkait satu sama lain dan digunakan sebagai alat dan wahana
untuk mempelajarai dan menjelajahi tema yang dipilih. Contohnya pada “tema
binatang, dan subtema kupu kupu” berbagai kegiatan pada setiap bidang pengembangan
berorientasi pada teman yang dipilih. Bidang pengembangan seni kegiatannya
adalah mewarnai kupu kupu, bidang pengembangan jasmani kegiatan yang dilakukan
adalah menirukan gerakan kupu kupu, bidang pengambangan bahasa menceritakan
perasaannya ketika melihat kupu kupu dan kegiatan pada bidang kognitif adalah
mengamati warna warna pada tubuh kupu kupu. Dari contoh tersebut, berbagai
konsep dan keterampilan digunakan sebagai alat dans arana untuk menjelajahi
tema, yaitu kupu kupu.[4]
2.2.Prinsip-Prinsip
Dasar Pembelajaran Terpadu
Beberapa prinsip dasar pembelajaran terpadu
dikemukakaan sebagai berikut :
a.
The hidden curriculum. Anak tidak hanya terpaku pada
pernyataan, atau pokok bahasan tertentu. Sangat mungkin pembelajaran yang dikembangkan
memuat pesan yang “tersembunyi” penuh makna bagi anak.
b.
Sbject in the curriculum. Perlu dipertimbangkan mana yang perlu
didahulukan dalam pemilihan pokok atau topik belajar, waktu belajar, serta
penilaian kemajuan.
c.
The learning environment. Lingkungan belajar dikelas memberikan
kebebasan untuk anak berfikir dan berkreativitas.
d.
View of the social world. Masyarakat sekitar membuka dan
memjberikan wawasan untuk pengembangan pembelajaran disekolah.
e.
Vallue and attitude. Anak memperoleh sikap dan norma
masyaraakat , termasuk rumah. Sekolah dan panutanya baik verbal maupun non
verbal.[5]
2.3.Keunggulan dan
Kelemahan Pembelajaran Terpadu
A. keunggulan
Pembelajaran terpadu
1.
mendorong
guru untuk mengembangkan kreatifitas.
Sehingga guru dituntut untuk memiliki wawasan luas, pemahaman dan
kreatifitas tinggi karena adanya tuntutan untuk memahaami keterkaitan antara
satu pokok bahasan dengan baahasan yang lain dari berbagai maata pelajaran.
Guru dituntut untuk memiliki kecermatan, kemaampuan analitik dan kemampuan
kategorik agar daapaat memahami keterkaitan atau kesamaaan material ataupun
metodologik suatu pokok bahasan.
2.
Memberikan
peluang bagi guru untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang utuh.
Menyeluruh dinamisdan bermakna sesuaidengan kainginan dan kemampuan guru maupun
kebutuan dan kesiapan siswa dalam pembelajaraan. Pembelajaran terpadumemberikan
peluaang terjaadinyaa pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaaitn dengaan tema
atau pokok bahasan yang akan disampaikan.
3.
Mempermudaah
untuk siswa dalam memotivasi, menerima, dan menyerap dan memahami keterkaitan
hubungan antara konsep, pengetahuan, nilai atau tindakan yang terdapat dalam
beberapa pokok baahasan atau bidang studi. Dengan menggunakan model pembelajaran terpadu secara psikologik siswa digiring berfikir
luas dan mendalam untuk menangkap dan terfikir teraraah, teratur, utuh,
menyeluruh, dan analitik.
4.
Menghemat
waktu, tenaga, dan sarana serta biya pembelajaran, disamping menyederhanakan
langkah-laangkah pembelajaran. Haal tersebut terjadi karena proses pemaduan
atau atau penyatuan sejumlah
unsurtujuan, materi maupun langkah pembelajaran yang dipandaang memiliki
kesamaan atau keterkaitan.[6]
B. kelemahan
pembelajaran terpadu
Di samping ada kelebihan di atas,
pembelajaran terpadu memiliki kelemahan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu
pada perancangan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk
melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran
langsung saja. Puskur, Balitbang Diknas (ttg:9) mengidentifikasi beberapa
kelemahan pembelajaran terpadu antara lain dapat ditinjau dari beberapa aspek,
yaitu sebagai berikut.
1. Aspek Guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi,
keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi dan berani
mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus
menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak terfokus
pada bidang kajian tertentu saja.
2. Aspek Peserta Didik
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber
informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet.
Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan.
Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan
terlambat.
3. Aspek Kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian
ketuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian
materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode,
penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
4. Aspek Penilaian
Pembelajaran terpadu memerlukan cara penilaian yang
menyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik
dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan.[7]
2.4.Ciri-ciri Pembelajaran Terpadu
Hilda Karli dan Margaretha (2002:15)
mengemukakan beberapa ciri pembelajaran terpadu, yaitu sebagai berikut:
1.
Holistik, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam
pembelajaran terpadu dikaji dari beberapa bidang studi sekaligus untuk memahami
suatu fenomena dari segala sisi.
2.
Bermakna, keterkaitan antara konsep-konsep lain akan
menambah kebermaknaan konsep yang dipelajari dan diharapkan anak mampu
menerapkan perolehan belajarnya untuk memecahkan masalah-masalah nyata di dalam
kehidupannya.
3.
Aktif, pembelajaran terpadu dikembangkan melalui pendekatan
diskoveri-inquiri. Peserta didik terlibat secara aktif dalam proses
pembelajaran yang secara tidak langsung dapat memotivasi anak untuk belajar.
Sejalan dengan itu, Tim Pengembang PGSD (1977:7) mengemukakan bahwa
pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri berikut ini.
1.
Berpusat pada anak
2.
Memberikan pengalaman langsung pada anak
3.
Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas
4.
Memyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu
proses pembelajaran.
5.
Bersikap luwes
6.
Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan
kebutuhan anak.[8]
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Istilah pembelajaran terpadu berasal
dari kata “integreted teaching and learning” atau integreted curriculum
approach”. Konsep ini telah lama dikemukakan oleh john dewey sebagai usaha
untuk mengintegresikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan
pengetahuanya ( beans,1993). Dia mengemukakan bahwa pembelajaran terpadu adalah
pendekatan untuk menggembangkan kemampuan anak dalam pembentukan pengetahuan
berdasarkan interaksi dengan lingkungan dan pengalaman dalam kehidupanya. Tidak
ada definisi tentang pembelajaran terpadu yaang satu dengan yang lain (jacobs
1989), misalnya memandang pembelajaran terpadu sebagai pendekatan kurikulum
interdisipliner. Pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan dalam
pembelajaran dalam suatu proses untuk mengaitkan dan mempadukan materia ajar
dalam suatu mata pelajaran antar semua mata pelajaran dengan semua aspek
perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan
lingkungan sosial keluarga.
Beberapa prinsip dasar pembelajaran terpadu
dikemukakaan sebagai berikut :
a.
The hidden curriculum.
b.
Sbject in the curriculum.
c.
The learning environment.
d.
View of the social world.
e.
Vallue and attitude.
3.2. Saran
Masalah
pembelajaran yang dihadapi para pendidik saat ini semakin kompleks. Untuk itu
para pendidik khususnya para guru di SD diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya dalam menciptakan dan mengembangkan model-model
pembelajaran, agar dapat menunjang terciptanya proses belajar mengajar di kelas
yang lebih bermakna dan menyenangkan bagi peserta didik.
DAFTAR
PUSTAKA
Syaefudin, udin. dan dra.resmini, nopi. (2006). Pembelajaran
Terpadu. UPIPress. Bandung.
http://www.pembelajaran.definisi.pembelajaran.terpadu-PGSD.unsri.ac.id
[1] Pembelajaran
terpadu hal 4
[2] Pembelajaran
terpadu hal 3
[3] Pembelajaran
terpadu hal 4-5
[4] http://www.pembelajaran.definisi.pembelajaran.terpadu-PGSD.unsri.ac.id
[5] Pembelajaran
terpadu hal 12
[6] Pembelajaran
terpadu hal 19-20
Komentar
Posting Komentar